Kepesatan ilmu pengetahuan mengantar ke arah teknologi maju
membawa pengaruh yang signifikan bagi manusia. Manusia sebagai
salah satu yang tergabung di dalam koloni masyarakat mau tidak mau
akan mengalami perubahan. Perubahan tersebut berjalan seiring
perubahan di dalam perkembangan teknologi
.
a. Bagi Masyarakat
Hubungan antara perkembangan teknologi, ilmu pengetahuan
dan masyarakat sangat erat. Masyarakat yang memiliki penguasaan
ilmu pengetahuan yang baik maka akan membawa perkembangan
teknologi lebih cepat maju.
Dengan munculnya teknologi, perilaku masyarakat juga
berubah. Berikut ini contoh-contoh pengaruh ilmu pengetahuan
dan teknologi terhadap perilaku masyarakat.
1) Masyarakat yang semula harus menyiapkan minyak tanah dan
obor setiap menjelang senja, berubah menjadi menyiapkan
lampu minyak yang telah terisi minyak tanah. Beberapa waktu
kemudian, berubah menjadi hanya menekan tombol untuk
menyalakan lampu yang menggunakan listrik.
2) Masyarakat yang semula membajak sawah dengan jasa bajak
sawah yang ditarik oleh hewan ternak, berubah dengan
menggunakan traktor.
3) Masyarakat yang semula membuat batik dengan
tangan, berubah dengan menggunakan cap, meski
batik tulis tangan masih dipertahankan.
4) Masyarakat yang semula berjalan kaki, berubah
mengendarai dokar yang ditarik binatang seperti
kuda atau sapi. Teknologi dalam bidang transportasi
semakin berkembang dengan ditemukannya
kendaraan seperti motor atau mobil.
5) Masyarakat awalnya menumbuk padi dengan
menggunakan alu, berubah dengan menumbuk
padi dengan menggunakan mesin. Semakin maju
teknologi, maka masyarakat semakin menyelesaikan
aktivitasnya.
b. Bagi Kebudayaan
Pengetahuan tidak muncul dengan sendirinya. Pengetahuan
juga berkembang. Pengetahuan yang sangat canggih pun
sesungguhnya dilahirkan oleh manusia. Manusia yang menciptakan,
manusia pula yang memanfaatkannya.
Pengetahuan dan teknologi berjalan seirama. Ilmu pengetahuan
berkembang pesat, maka teknologi juga berkembang dengan
pesat. Dengan adanya perubahan teknologi, kebudayaan manusia
turut mengalami perubahan. Ilmu pengetahuan, teknologi,
kebudayaan, keseluruhannya tidak statis. Ketiga elemen tersebut
sangat dinamis. Ketiganya saling memengaruhi. Ilmu pengetahuan
yang berkembang, turut membawa perubahan pada teknologi.
Ketika teknologi mengalami perubahan, kebudayaan turut
mengalami perubahan pula.
Ketika ilmu pengetahuan mengenai fisika berkembang pesat,
televisi mulai tercipta. Setelah televisi tercipta, manusia mengalami
perubahan budaya. Semula manusia tidak menggunakan jasa
televisi sebagai penyampai informasi dan hanya menggunakan jasa
radio, setelah tercipta televisi, manusia cenderung mencari
informasi melalui televisi. Terlebih lagi ketika televisi mampu
menampilkan visualisasi isi informasi dengan gambar bergerak.
Radio mulai ditinggalkan.
Trisnu Brata mengatakan bahwa pola pikir manusia, cara
berpakaian, bahkan berbicara dapat berubah karena pengaruh
televisi. Televisi tidak hanya memberi pengaruh mengenai halhal
yang telah disebutkan tadi, namun juga hal lain.
Tahun 1960-an, televisi mulai masuk ke Indonesia. Pada masa
itu televisi masih menjadi barang mewah. Setelah televisi masuk
ke Indonesia, fenomena sosial budaya mulai bergeser.
Perangkat televisi beserta hardware-nya mampu mentransformasi
informasi dari dunia. Informasi dapat dikemas singkat
dan padat dalam bentuk surat kabar, majalah, internet, radio, atau
televisi. Selama beberapa tahun TVRI menjadi penguasa tunggal
penyiaran televisi di Indonesia. Sekitar tahun 1980-an, mulai
bermunculan televisi-televisi swasta berskala nasional seperti
RCTI, TPI, SCTV, INDOSIAR, dan lain-lain yang misinya bersifat
komersial, berbeda dengan TVRI yang non-komersial dengan
meniadakan siaran-siaran iklan.
c. Bagi Integrasi Nasional
Trisnu Brata menjelaskan bahwa slogan memiliki semangat
untuk menjadi media integrasi pelbagai etnis di Indonesia, salah
satunya adalah slogan TVRI yang berbunyi ”TVRI menjalin
persatuan dan kesatuan”. Hal tersebut juga bernada sama dengan
slogan Radio Republik Indonesia (RRI) yang berbunyi ”sekali di
udara tetap di udara”. Slogan tersebut mengandung makna tekad
yang kuat untuk tetap mengudara meski keadaan negara dalam
keadaan genting.
Kondisi geografis Indonesia yang berjauhan antarpulau dan
dengan keadaan waktu yang berbeda, televisi berupaya menjadi
perekat antardaerah dengan mencoba membuat masyarakat
Indonesia seolah berada dalam waktu dan ruang yang sama.
Keadaan geografis Indonesia yang disatukan oleh lautan
menyebabkan sistem informasi harus dibuat sedemikian rupa agar
dapat diterima oleh masyarakat di seluruh Indonesia, terutama
masyarakat yang berada di daerah pedalaman atau daerah yang
terpencil. Melalui televisi, informasi diharapkan dapat disampaikan
lebih intensif, efektif, dan efisien. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan adalah kondisi daerah yang tertutup oleh pegunungan
dan perbukitan sehingga dapat menghambat siaran televisi yang
diterimanya. Untuk lokasi-lokasi yang terbebas dari daerah
pegunungan dan perbukitan dapat menerima siaran televisi dengan
jernih tanpa gangguan. Namun, pada daerah-daerah yang tertutup
atau terhalang oleh pegunungan atau perbukitan memerlukan
sistem penangkap sinyal siaran televisi yang lebih canggih sehingga
siaran televisi yang diterima dapat lebih baik.
Siaran televisi memiliki keunggulan dibandingkan dengan
siaran radio. Keunggulan siaran televisi adalah bentuk siaran yang
berupa audiovisual. Sementara itu, siaran radio hanya berupa
siaran audio. Pemirsa televisi selain dapat melihat wajah dan
ekspresi gerak orang dan segala sesuatu yang berada di dalam
siaran televisi, sedangkan pada siaran radio pemirsa hanya mampu
mendengar suara tanpa dapat menyaksikan sumber suara tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar